Dehidrasi

A. Definisi
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai “output” yang melebihi “intake” sehingga jumlah air pada tubuh berkurang.Meskipun yang hilang terutama cairan tubuh ,tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.
B.     Fisiologi
Cairan tubuh total dan distribusinya
Komponen tunggal terbesar dlam tubuh adalah air.Air adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalm tubuh baik dalm suspensi maupun larutan.Air tubuh total (total water body/TBW) (yaitu persentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air) jumlahnya bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,umur,dan kandungan lemak dalam tubuh.Air membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria dan sekitar 50% berat badan wanita.Pada orang tua TBW menyusun sekitar 45% sampai 50% berat badan (Narins,1994).Lemak pada dasranya bebas air,sehingga lemak yang makin sedikit akan mengakibatkan tingginya persentase air dari berat badan orang itu.Sebaliknya jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi.Oleh karena itu dibandingkan dengan orang kurus,orang gemuk mempunyai TBW yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan berat badannya.Wanita umumnya secara proporsional mempunyai lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan pria,sehingga jumlah TBW juga lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian dengan bagian lainnya,dan dalma keadaan sehat mereka harus berada pada bagian yang tepat dan dalam jumlah yang tepat.Kation utama pada cairan ekstraseluler dalah Na+ ,dan anion utamanya adalah Cldan HCO3-
C.    MEKANISME DEHIDRASI
Awal tanda dehidrasi dapat terjadi pada stadium awal ketika Na dan Cl keluar bersama cairan tubuh. 36-
48 jam kemudian terjadi reabsorpsi berlebihan oleh ginjal yang mengakibatkan Na dan Cl ektrasel meningkat (Hipertonik). Peningkatan osmolaritas ekstraselinilah yang mengakibatkan penarikan air dari dalam sel. Sel menjadi dehidrasi sehinggamerangsang hipofisis untuk mensekresi ADH yang nantinya menahan cairan di Ginjal dan menghasilkan oliguria. Pada dehidrasi yang disebabkan diare, tubuh kehilangan sodium,hipotoni ekstrasel (sebagian air masuk ke sel sehingga sel tidak merasa kehilangan air) sehinggaosmosis menurun dan ADH dihambat lalu ekskresi urin meningkat (agar tercapai CES ygnormal). Akibatnya volume plasma dan cairan interstisial menurun.Penanganan akan dehidrasi harus segera dipenuhi. Jika kehilangan air dan elektrolit terusberlanjut, tekanan darah bisa turun sangat rendah, menyebabkan syok dan kerusakan yang beratpada berbagai organ dalam, seperti ginjal, hati, dan otak. Syok adalah kondisi dimana tekanandarah turun sedemikian rendah sehingga aliran darah ke jaringan tidak lagi dapat dipertahankansecara adekuat (Sherwood, L. 2001). Syok yang terjadi akibat diare atau kehilangan cairan yangberlebih dapat dikategorikan sebagai syok hipovolemik. Kehilangan cairan dan elektrolit akibatdehidrasi membuat air tidak dapar berpindah dari cadangannya dari dalam sel ke dalam vascular,sehingga jumlah air dalam aliran darah berkurang. Aliran darah yang berkurang menyebabkantekanan darah menurun.Penurunan tekanan darah menyebabkan supali darah otak menurun (pusing), danosmolaritas plasma darah meningkat (haus). Saat penurunan tekanan darah ada dua respon yangterjadi yaitu1.

1.      Respon Jangka Pendek. Respon jangka pendek merangsang saraf dan hormonal tubuh untuk mengeluarkan zat yang dibutuhkan. SSP mengaktivasi saraf simpatis yang berhubungandengan kardiovaskuler untuk meningkatkan denyut jantung, dan RR. Peningkatan kerjasimpatis juga membuat peningkatan sekresi adreanalin dan noradrenalin sehingga terjadivasokonstriksi perifer, dan peningkatan aliran balik vena sehingga curah jantung meningkat.Disaat yang sama, sistem hormonal juga mengaktifkan ADH, dan Angiotensin II untuk peningkatan aliran balik vena yang akhirnya peningkatan curah jantung
2.       Respon jangka panjang. Pada respon ini hormone sepert ADH, Aldosteron, dan Angiotensin2 meningkatkan volume darah dengan cara menahan cairan di ginjal, sehingga terjadipeningkatan curah jantung yang nantinya meningkatkan tekanan darah.
C.    Patogenesis Dehidrasi
Dehidrasi dapat terjadi karena :
1.      Kemiskinan air (water depletion)
2.      Kemiskinan Natrium (sodium depletion)
3.      Water and sodium depletion terjadi bersama-sama
Water depletion atau dehidrasi primer terjadi karena masuknya air sangat terbatas,akibat :
·         Penyakit yang menghalangi masuknya air
·         Penyakit mental yang disertai menolak air atau ketakutan engan air (hydrophobia)
·         Penyakit sedemikian rupa,sehingga si penderita sangat lemah dan tidak dapat minum air lagi
·         Koma yang terus-menerus
Dehidrasi primer juga dapat terjadi pada orang yang mengeluarkan peluh yang banyak,tanpa mendapatkan penggantian air,seperti pada musafir di padang pasir,atau pada orang yang berhari-hari terapung-apung ditengah laut tanpa mendapat minum.Pada stadium permulaan water depletion,ion natrium dan chlor ikut menghilang dengan cairan tubuh,tetapi kemudian terjadi reabsorsi ion melalui tubulus ginjal yang berlebihan,sehingga cairan ekstraseluler mengandung natrium dan chlor berlebihan dan terjadi hipertoni.
      Hal ini menyebabkan air akan keluar dari sel sehingga terjadi dehidrasi intraseluler dan inilah yang menimbulkan rasa haus.Selain itu terjadi perangsangan pada hipofisis yang kemudian melepaskan hormon antidiuretik sehingga terjadi oligouria
      Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit.Istilah sodium depletion lebih sesuai daripada salt depletion untuk memberi tekanan terhadap perlunya natrium.Kekurangan intake garam biasanya tidak menimbulkan sodium depletion oleh karena ginjal,bila perlu,dapt mengatur dan menyimpan natrium.
      Sodium depletion sering terjadi akibat keluarnya cairan melalui saluran pencernaan pada keadaan muntah-muntah dan diare yang keras.

Kehilangan cairan tubuh dapat bersifat :
a.  Normal
Hal tersebut terjadi akibat pemaakaian energi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1 ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal.
b.  Abnormal
Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau rendah. Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi. Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya.
Penyebab Dehidrasi
    Penyebab dehidrasi akibat dari berkurangya cairan akibat panas yaitu kekurangan zat natrium, kekurangan air, kekurangan natrium dan air. Berikut berikut berbagai faktor penyebab dehidrasi.
1.      Latihan yang berlebihan yang tidak dibarengi dengan asupan minuman juga.
2.      Sinar panas matahari yang panas.
3.      Diet keras dan drastis.
4.      Obat-obatan yang digunakan terlalu lama. Misal pada pemberian obat diuretika yang panjang.
5.      Luka seperti halnya luka bakar bisa juga menjadi suatu hal yang bisa mengakibatkan seseorang kehilangan banyak cairan tubuh.
6      Muntah : Muntah juga bisa menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi seseorang untuk mengganti air dengan minum itu jika mereka tidak dapat mentelerir cairan
7.      Diabetes : Pada orang dengan diabetes gula darah menyebabkan kadar gula tumpah ke dalam air seni dan air kemudian berikut yang dapat menyebabkan dehidrasi yang signifikan.Untuk alas an ini,sering kencing dan haus yang berlebihan adalah gejala awal diabetes.
8.      Burns : Korban luka bakar mengalami dehidrasi karena kulit yang rusak tidak dapat mencegah cairan dan merembes keluar dari tubuh.Penyakit peradangan lain dari kulit juga terkait dengan kehilangan cairan.
9.      Ketidakmampuan untuk minum cairan : Keridamampuan untuk minum memadai adalah penyebab potensial lainnya degidrasi.Apakah itu adalah kurangnya ketersediaan air atau kurangnya kekuatan untuk minum jumlah yang cukup,ditambah dengan kehilangan air rutin.
10.      Diare : Keluarnya sekresi saluran cerna bagian bawah banyak mengandung natrium,kalium.Dan pada diare konsistensi feces encer atau bahkan sangat encer,Hal ini berarti volume air lebih banyak.


B.     JENIS-JENIS DEHIDRASI
1.      Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat seperti pada tabel di bawah ini:

Klasifikasi Dehidrasi Berdasarkan Gejala Klinis dan Pemeriksaan Fisik Gejala/tanda
Ringan (3-5%)
Sedang (6-9%)
Berat (10% atau lebih)
Tingkat kesadaran
Sadar
Letargi
Tidak sadar
Pengisian kembali kapiler
2 detik
2-4 detik
Lebih dari 4 detik
Membrane mukosa
Normal
Kering
Sangat kering
Denyut jantung
Sedikit meningkat
Meningkat
Sangat meningkat
Laju pernapasan
Normal
Meningkat
Meningat dan hiperapnea
Tekanan darah
Normal
Normal; ortostatik
Menurun
Denyut nadi
Normal
Cepat dan lemah
Sangat lemah/ samar atau tidak teraba
Turgor kulit
Kembali normal
Kembali lambat
Tidak segera kembali
Fontanella
Normal
Agak cekung
Cekung
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Keluaran urin
Menurun
Oliguria
Anuria


D.  Jenis Dehidrasi
2.      Berdasarkan gambaran elektrolit serum, dehidrasi dapat dibagi menjadi :
a.       Dehidrasi Hiponatremik atau Hipotonik
Dehidrasi hiponatremik merupakan kehilangan natrium yang relatif lebih besar daripada air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L. Apabila terdapat kadar natrium serum kurang dari 120 mEq/L, maka akan terjadi edema serebral dengan segala akibatnya, seperti apatis, anoreksia, nausea, muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang dan koma (Garna, dkk., 2000). Kehilangan natrium dapat dihitung dengan rumus :
Defisit natrium (mEq) = (135 - S Na) air tubuh total (dalam L) (0,6 x berat badan dalam kg)
S Na bearti konsentrasi natrium serum yang terukur, sedangkan 135 adalah nilai normal rendah natrium serum. Pada dehidrasi hipotonik atau hiponatremik, cairan ekstraseluler relatif hipotonik terhadap cairan intraseluler, sehingga air bergerak dari kompartemen ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan volume akibat kehilangan eksternal dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat dengan perpindahan cairan ekstraseluler ke kompartemen intraseluler. Hasil akhirnya adalah penurunan volume ekstraseluler yang dapat mengakibatkan kegagalan sirkulasi (Behrman et al, 2000). Dehidrasi hiponatremik dapat disebabkan oleh penggantian kehilangan cairan dengan cairan rendah solut (Graber, 2003).
b.      Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik
Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama dengan konsentrasi natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan ekstravaskular maupun intravaskular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L (Huang et al, 2009). Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik (Latief, dkk., 2005).
c.       Dehidrasi Hipernatremik atau Hipertonik
Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang hilang mengandung lebih sedikit natrium daripada darah (kehilangan cairan hipotonik), kadar natrium serum > 150 mEq/L. Kehilangan natrium serum lebih sedikit daripada air, karena natrium serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah ke intravaskular meminimalisir penurunan volume intravaskular (Huang et al, 2009). Dehidrasi hipertonik dapat terjadi karena pemasukan (intake) elektrolit lebih banyak daripada air (Dell, 1973 dalam Suharyono, 2008). Cairan rehidrasi oral yang pekat, susu formula pekat, larutan gula garam yang tidak tepat takar merupakan faktor resiko yang cukup kuat terhadap kejadian hipernatremia (Segeren, dkk., 2005). Terapi cairan untuk dehidrasi hipernatremik dapat sukar karena hiperosmolalitas berat dapat mengakibatkan kerusakan serebrum dengan perdarahan dan trombosis serebral luas, serta efusi subdural. Jejas serebri ini dapat mengakibatkan defisit neurologis menetap. Seringkali, kejang terjadi selama pengobatan bersamaan dengan kembalinya natrium serum ke kadar normal. Selama masa dehidrasi, kandungan natrium sel-sel otak meningkat, osmol idiogenik intraselular, terutama taurine, dihasilkan. Dengan penurunan cepat osmolalitas cairan ekstraselular akibat perubahan natrium serum dan kadang-kadang disertai penurunan konsentrasi subtansi lainnya yang serasa osmotik aktif misalnya glukosa, dapat terjadi perpindahan berlebihan air ke dalam sel otak selama rehidrasi dan menimbulkan udem serebri. Pada beberapa penderita, udem otak ini dapat ireversibel dan bersifat mematikan. Hal ini dapat tejadi selama koreksi hipernatremia yang terlalu tergesa-gesa atau dengan penggunaan larutan hidrasi awal yang tidak isotonis. Terapi disesuaikan untuk mengembalikan kadar natrium serum ke nilai normal tetapi tidak lebih cepat dari 10 mEq/L/24 jam (Behrman et al, 2000).

E.     Hasil Laboratorium
1.      Peningkatan hematokrit
2.      Peningkatan kadar protein serum
3.      Na+ Serum normal (biasanya)
4.      Rasio BUN/Kreatinin serum >20:1 (normal=10:1)
5.      Berat jenis urine tinggi
6.      Osmolalitas urine >450 meq/L
7.      Na+  urine <10 meq/L (penyebab dari ekstrarenal)

8.      Na urine >20 meq/L (penyebab dari renal atau adrenal)

Komentar

  1. Apa itu ejakulasi? pada pandangan yg enteng pada pendapat pertalian intim (seksual), ejakulasi yakni kondisi di mana ditandai bersama keluarnya larutan pasir yg mengandung sperma permulaan sebuah Mr P atau penis. kondisi ini biasa disertai dgn kondisi badan yg dinamakan sbg “orgasme”.

    Ejakulasi alami berlangsung lantaran adanya sebuah rangsangan atau stimulasi. uang lelah stimulasi tertentu ini, sehingga penis dapat menerima ereksi. Ereksi yaitu kondisi di mana otot-otot penis mencocok atau kaku dikarenakan rongga. falsafah talenta di dalamnya mengadakan Mr P tak lembek kondisi( natural tidak dengan stimulasi).

    Intinya, ejakulasi berlangsung sebab adanya ereksi dan mengatur air sperma (lelaki) yg kebanyakan dialami bertepatan bersama orgasme. dekat interaksi intim, ejakulasi berlangsung imbalan adanya rangsangan dgn saingan tipe. Namun ejakulasi terus berjalan walau tidak dengan rangsangan musuh tipe, tetapi dilakukan dgn utopia tertentu.

    article from: Klinik Andrologi Jakarta
    Peringatan : Sekali lagi apabila anda merasa artikel ana belum terang atau ada hal lain, sehingga kamu dapat klik Chat Online, di mana profesional saya dapat menjawab keluhan kamu, atau hubungi nomer (021)-62303060. Klinik Apollo Jakarta mengharapkan mudah-mudahan kamu selalu sembuh.

    Klinik kulit dan kelamin terbaik | Biaya sirkumsisi

    Pengobatan Ejakulasi dini | Dokter Spesialis kelamin di jakarta

    Konsultasi Online | Free Consultasion

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URIN

JENIS-JENIS OBAT NARKOBA,PSIKOTROPIKA,DAN OBAT WAJIB APOTEK